Thursday, November 29, 2012

Nn. S Kecelakaan dan butuh bantuan dana

Assalamu'alaikum wr.wb

Bismillah, semoga post blog ini bisa bermanfaat dan semoga bisa membantu Nn. S melewati masa2 sakitnya. Aamiin

Siang hari ini, saya dikagetkan dengan kenyataan yang dikeluarkan dari lisan dokter pembimbing saya di RS, "pasien di IGD sudah ada yang periksa? gimana dia? masih di IGD?" kontan saya menjawab, karena memang saya kemaren memeriksanya dan tadi bagi diinformasikan teman sejawat kalo pasien tersebut masih di IGD "iya dok, masih di IGD, sudah hari ke 3 ini dok," dan seketika dokter pembimbing ini berkata "oh begitu, ini pasien kamu ya Ran..." Ekspresi pertama yang keluar adalah kaget, dan ga lama dokter saya menghentikan lamunan saya dengan berkata "Ayo ke IGD sekarang, kita periksa.."

Langsung saya menyambar tas kecil berisi alat-alat pemeriksaan saya yang lengkap dengan berlari kecil saya mengarah ke IGD. Sesampainya di IGD, saya memulai dengan mencari status pasien. Dicari-cari di meja perawat IGD ga ada :'( nightmare, dan kemudian dokter pembimbing sudah sampai menanyakan status pasiennya, saya jawab belum ketemu dan beliau langsung menanyakan apakah sudah di CT-Scan apa belum, alhamdulillah kemaren saya sudah melihatnya dan segera saya jawab "SUDAH DOK! saya ambilkan..." super semangat berlari ke tumpukan hasil CT-scan dan RO karena dorongan dalam hati yang berkata "YES! akhirnya ada hal berguna yang gue tau!" setelah menunjukkan CT-scan ke dokter pembimbing saya, beliau memberikan bimbingan super kilat tentang cara membaca CT-scan, dan setelah itu dokternya meninggalkan saya dan membiarkan saya memeriksa pasiennya.

Namanya sebut saja S. Kalo' sekilas melihatnya dengan muka bengkak dan mata bengkak, kita akan berfikiran dia adalah seorang ibu-ibu muda, namun kenyataannya umurnya baru 13 TAHUN! Saat mulai menanyakan identitas pasien dan riwayat sakitnya, saya menanyakan informasinya dari uwa'nya yang menemani Nn.S. Awalnya beliau nampak seperti berhati-hati setiap menjawab pertanyaan saya, selalu dengan jawaban yang lengkap. Sampai dipertanyaan seputar riwayat penyakit keluarga, beliau menceritakan bahwa Nn.S hidup dibesarkan oleh kakek dan neneknya semenjak umur 9 bulan. Nn. S ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, ayahnya tidak jelas kemana dan kabarnya telah menikah lagi, lalu ibunya pergi menjadi TKW di Arab Saudi, tiap kali ditelfon selalu tidak bisa dan tidak pernah mengirimkan uang untuk kebutuhan hidupnya Nn.S.

Nn.S dari kecil hidup mandiri, tidak pernah menyusahkan kakek neneknya, bahkan hingga ketika neneknya meninggal pun, kakeknya tidak pernah kesulitan membesarkannya. Nn.S setiap kali butuh biaya tambahan selalu dibantu oleh uwa'nya yang menemaninya di RS ini. kata Uwa'nya, Nn.S ini tidak pernah menyusahkan, dan sangat mandiri. Beliau sangat sedih karena beliau sudah menganggap Nn. S sebagai anaknya sendiri. Tidak ada yang tau bagaimana kronologis kejadian kecelakaan motor yang dialami Nn. S, dan sungguh saya sangat kesulitan memikirkan diagnosis dari Nn.S ini.

Saat ditengah2 saya memeriksa Nn.S, seorang perawat mendatangi kami, dan mengatakan bahwa Nn. S harus pindah tempat tidur. Saya tertegun, apakah si perawat laki2 ini berusaha menggeser Nn.S sendirian?? kalo' Lehernya ga tertopang bisa2 ada cedera. Akhirnya saya membantunya memindahkan Nn. S ke tempat tidur, yang menurut saya jauh lebih tidak nyaman dibandingkan dengan tempat tidur awal tadi. Alasan perawat itu adalah supaya Nn. S lebih mudah diperiksa dan lain2nya. Dalam hati saya hanya bersabar dan mencoba tetap tersenyum agar tidak menimbulkan rasa khawatir dan curiga didalam hati Uwa'.

Nn. S nampak kesakitan sedikit saat dipindahkan, wajar, dia korban kecelakaan. dan sudah 3 hari ini dirawat di IGD seadanya. Keadaan vitalnya memang masih baik, selain kenyataan labnya yang menunjukkan hemoglobinnya rendah sehingga dia harus di transfusi darah.

Nggak terbayang berapa banyak sudah biaya yang dikeluarkan oleh uwa' untuk Nn.S, tapi Uwa' tetep tersenyum sambil menyeka air mata yang berkali-kali menetes tiap kali melihat wajah Nn.S yang penuh dengan lebam dan gigi-nya yang tak lagi rapi dan rata.

Tak lama setelah saya melanjutkan pemeriksaan, datang lagi seorang dokter yang saya sendiri kurang tau beliau dokter apa, kemungkinan dokter saraf, karena beliau mengecek keadaan kekuatan otot lengan dan kaki serta gerak dari kedua kaki dan tangan Nn. S, beliau menanyakan ke perawat tentang tindakan lanjutnya kira-kira apa dari dokter konsul lainnya, dan perawat itu mengatakan hal yang mencengangkan saya, "harus di CT-scan 3D (3 Dimensi) dok katanya...supaya tau frakturnya dari mana kemana" (re: fraktur: patah tulang)

Dalam hati saya menangis, Uwa' harus meminjam uang ke kanan dan kiri lagi untuk membiayai CT-Scan 3D ini pastinya. ketika saya tanya "Ibu, bagaimana nanti, jadi mau Ibu CT-Scan lagi?" kata uwa' "nggak tau dok, saya teh bingung, udah nggak ada uang lagi...."

Dalam hati kembali menangis, namun jas putih yang saya kenakan ini memaksa saya untuk tetap tegar dan tersenyum sambil memegang tangan uwa' "ibu yang sabar ya bu...banyak berdoa, semoga S. cepat bisa ditangani ya Bu, cepat pulih...aamiin, saya tinggal dulu ya ibu, saya sudah selesai memeriksa, besok pagi2 saya kesini lagi. Assalamu'alaikum", Uwa' pun menjawab "waalaikumsalam, nuhun dok...."

:) Siapapun yang membaca blog ini, jika tergerak dan ingin membantu meringankan beban Uwa' dan keluarganya yang hanya buruh tani, silahkan bisa melalui rekening Bank Mandiri saya

an: Cahyarani Wulansari
Rek. Mandiri: 129-000628-7458

Berapapun bantuan teman-teman, insyaAllah akan meringankan beban Uwa' dan bisa membantu kesembuhan Nn.S

Untuk konfirmasi, setelah mentransfer, tolong kirim email ke: cahya_rani1990@yahoo.com agar saya bisa mendata nama dan jumlahnya, nanti akan saya post juga hasil pengumpulan dananya. Terimakasih atas perhatian dan bantuannya, mohon doanya juga, semoga Nn. S bisa segera di CT-Scan dan segera diberikan tindakan untuk mereposisi tulang-tulangnya yang patah di daerah wajah, dan bisa segera kembali bersekolah. Aamiin YRA. Semoga siapapun yang membantu meringankan beban Uwa' semakin dilancarkan sekolah, kuliah, kerjaannya, dan semakin dilapangkan rezekinya. Aamiin YRA.

Wassalamu'alaikum.wr.wb

Monday, November 5, 2012

Pandas RSAL dr. Mintohardjo

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Long time no see bloggers! Maaf banget berbulan2 saya meninggalkan blog ini tanpa tanggung jawab :'( tapi sebagai gantinya saya akan menceritakan hal-hal seru selama saya pendidikan dasar di Rumkit AL dr. Mintohardjo.

Rumah sakit yang ga jauh beda umurnya sama RSCM ini memberikan banyak pelajaran buat saya. Awalnya saya merasa ini hanya sekedar fase yang dilewati untuk menuju dunia perkoasan, tapi ternyata pelajarannya jauh lebih banyak dari apa yang saya bayangkan dan pikirkan. Dan sungguh, semakin hari saya semakin yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik buat hamba-hamba-Nya yang dekat dengan-Nya.

Jadi, pelajaran pertama di Rumkit AL ini adalah senioritas itu benar adanya :)) ehehee, bahkan ga cuma dikampus, tapi ternyata di lingkungan kerja yang seperti ini senioritas harus dijunjung. Contohnya dalam hal menyapa, sebagai kasta terendah di RSAL (selain karena emang judulnya dokter muda, tapi juga karena kita emang paling ga tau apa2 kalo' di bandingin sama perawat2 senior disini, jadi sebut saja kasta terendah dan tempat salah) kita diwajibkan buat menyapa seluruh anggota RSAL ataupun petugas medis atau non medis yang berada dikasta diatas kita. Yak, ketemu kolonel, letkol, mayor, kapten, kita selalu ngangguk2 sambil nyapa selamat pagi, siang ataupun sore. Kalo' mau ngomong harus diawali dengan "mohon ijin dok..." kalo' disalah-salahin harus siap sedia dan bilang "Siap kami salah...siap dok..siap..."
Dan semua itu pelajaran yang super bagus deh, jadinya kita ga semena-mena dengan orang-orang yang lebih senior. Dan kita juga belajar buat berlapang dada menerima segala bentuk kesalahan kita. Penting nih! soalnya terkadang, dan sebenernya saya pernah melihat kalo' dokter muda ini banyak yang kelewat sotoy, tengil, dan merasa ga butuh siapa-siapa buat meraih gelar dokternya.



Ini dia kakak2 kece temen seperjuangan pandas

Pelajaran keduanya adalah belajar mengkoordinasikan teman-teman itu jauh lebih sulit dari yang kita bayangkan. Jadi, ini juga bisa jadi faktor senioritas. Kebetulan dikelompok pandas saya ini mayoritasnya adalah senior. Jadi, ketika berurusan dengan segala sesuatu yang agak 'ribet' maka sudah sepantasnya jadi kerjaan junior-junior. Eh, sepantasnya? ya nggak juga siih seharusnya. Ini kelompok, dan sudah seharusnya bekerja bersama-sama. Kalo' ujung-ujungnya yang ngerjain hanya 1 atau 2 orang buat apa ada kelompok?
Belum lagi kejadian ada yang sekelompok kecil ga 'sreg' gara-gara melimpahkan tugas dan tanggung jawab ke satu orang. Ya kalo' dipikir-pikir, udah sarjana lho, masa ngurusin tanggung jawab dan kerjaannya sendiri aja ga bisa? meriksa pasien yang cuma beberapa aja ga mau, pilih-pilih, lhaa...mau jadi dokter macam apa... :| hmmm

Ya, gitu deh. Selain itu, yang paling penting menurut aku adalah belajar beradaptasi dan mengenal lingkungan dengan cepat. Itu penting banget dan berasa banget aplikasinya disini. Dengan cepat beradaptasi dengan kedisiplinan di AL, jadi bisa ikut visite dokter yang selalu dateng pagi, dan alhamdulillah jadi dapet ilmu lebih banyak karena beliau biasanya menyelipkan hal-hal yang penting disela-sela memeriksa pasien. Selain itu, dengan kedisiplinan yang tinggi, saya jadi bisa memeriksa pasien setiap hari lebih awal dan mengetahui perkembangan pasiennya sebelum dokter visite. Terlihat lebih berguna dan lebih 'keren' aja ketika dokter nanya2 Tekanan darah dan lain-lain kita uda lebih tau duluan. eheheee
Selain yang berhubungan dengan visite dokter, yang penting juga adalah kemampuan mengenal lingkungan, ketika bisa dekat dengan perawat di setiap lantai, kita jadi dengan cepat dipercaya dengan mereka dan diperbolehkan melakukan beberapa tindakan seperti pemasangan dan penggantian cairan infus, pengambilan darah arteri buat kebutuhan tes lab. gas darah, pemasangan kateter, pemasangan NGT (untuk saluran makan, biasanya buat pasien-pasien yang penurunan kesadaran), de el el yang sebenernya itu kerjaannya perawat, tapi kalo' dokter terampil ngelakuin kenapa nggak :D toh nanti kalo' udah praktek sendirian, ga bisa minta tolong siapa-siapa, jadi kan ada nilai lebihnya kalo' terampil ngelakuin semuanya sendiri :)



Kerjaan disela-sela setelah bimbingan dan meriksa pasien, NARSIS

Yaaa, intinya sih, magang di Rumah Sakit alias Koass itu banyak enak dan nggak enaknya, tinggal kita memilih buat mensyukuri yang ada atau sibuk mengeluh yang terjadi. Dan kalo' dibilang koass itu capek ya emang capek, tapi justru disitu letak kesannya :) Semoga kedepannya bisa jadi dokter muda yang lebih bermanfaat dan cerdas, cekatan, sigap, aamiin...

DAN SEMOGA DILANCARKAN KOASS-NYA SUPAYA CEPET DAPET GELAR dr. AAAMIIIN O:) Al-Fatihah...


Bersama KaRumkit dan dr. N, Sp.PD mantan KaRumkit :)


AKHIRNYA SELESAI! TERIMAKASIH KEPADA SELURUH JAJARAN RUMKITAL dr. Mintohardjo beserta staf MEDIS dan NON MEDIS! ^__^

Yang baik ambil menjadi pelajaran, yang buruk ingatkan dan buang jauh-jauh
Terimakasih sudah menyempatkan membaca

Wassalamu'alaikum wr.wb