Friday, February 21, 2014

Toilet Training (Latihan Buang Air Besar) Pada Anak-Anak

Hallo Bloggers :D berhubung saya sedang stase anak, saya akan berbagi ilmu penting dan menyenangkan tentang Toilet Training untuk anak-anak

Konstipasi atau yang sering kita kenal dengan sembelit merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami oleh hampir sebagian besar anak-anak di seluruh dunia. Konstipasi diartikan sebagai frekuensi buang air besar kurang dari 3x per minggu.

Sekitar 85% anak-anak pernah mengalami konstipasi. Banyak hal yang mempengaruhi anak mengalami konstipasi, misalnya seperti pola asuh, pola makan, dan aktivitas sehari-hari.

Anak yang cenderung dibesarkan dengan pola didik yang ‘keras’ akan lebih rentan terkena masalah konstipasi atau anak-anak yang jarang mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan juga jelas akan lebih rentan mengalami konstipasi.

Selain itu kebiasaaan anak yang kurang beraktivitas. Akhir-akhir ini saya melihat banyak orang tua yang memberikan berbagai gadget untuk anak-anaknya bermain, padahal disaat ini yang dibutuhkan anak-anak adalah bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya di luar rumah.

Mengapa pola asuh sangat mempengaruhi frekuensi buang air besar atau beresiko menimbulkan konstipasi? Karena kecenderungan anak-anak mengalami konstipasi adalah karena rasa takut untuk berdefekasi (mengedan/mengeluarkan tinja). Bisa saja berawal dari orang tua yang selalu memaksakan anaknya untuk buang air besar di kamar mandi, padahal mungkin saja ada hal-hal yang ditakuti anaknya di kamar mandi, seperti takut karena ada di ruangan kecil, takut dengan kecoa, atau takut dengan cicak di kamar mandi. Karena rasa takutnya dengan hal-hal itu, maka setiap anak merasakan mulas, dia akan menahan agar tidak harus ke kamar mandi dan bertemu hal-hal yang ditakuti. Kebiasaannya menahan buang air besar akan menimbulkan akumulasi tinja, dan semakin mempersulit keluarnya tinja karena anak akan merasakan sakit saat mengedan, hal ini bisa menimbulkan rasa takut anak untuk berdefekasi atau mengejan.

Kebiasaan memberikan pencahar atau laxative lewat anus dikarenakan anak sering konstipasi/sembelit juga bisa menimbulkan traumatis tersendiri pada anak, maka hindarilah keadaan seperti ini dan mulai memberikan pendidikan yang baik dan menyenangkan kepada anak tentang kebiasaan buang air besar.


Perlu dipahami bahwa buang air besar pada anak kecil harus dibuat sedemikian rupa supaya menjadi sebuah habit (kebiasaan), bukan sesuatu hal yang menakutkan atau menyakitkan.

Toilet training merupakan hal penting yang harus kita lakukan sejak anak mulai bisa duduk tegak sendiri atau saat anak mulai bisa berjalan. Perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak bahwa buang air besar merupakan hal rutin dan kebiasaan yang baik.

Bagaimana memulai toilet training?
Lakukan dengan rutin 2x sehari setiap 30 menit - 1 jam setelah makan, ajak anak untuk duduk di toilet training seat selama 5-10 menit, jika anak berhasil buang air besar, berikan pujian tulus dan senyuman, sehingga anak mendapat apresiasi dari apa yang dilakukannya.



Toilet training seat tidak harus dilakukan di kamar mandi, jika anak ternyata memang memiliki rasa takut di kamar mandi, bisa dilakukan terlebih dahulu di tempat dimana dia merasa nyaman, yang terpenting adalah membiasakan terlebih dahulu bahwa buang air besar adalah rutinitas dan bukan sesuatu hal yang menakutkan.


Setelah anak terbiasa buang air besar di tempat yang kita ajarkan, maka mulai perlahan pindahkan tempat tersebut ke kamar mandi, temani dan tetap berikan apresiasi berupa pujian atau senyuman setelah anak kita selesai melakukan toilet trainingnya.


Jika sudah mulai terbiasa di kamar mandi, kita sudah bisa memindahkan toilet trainingnya ke toilet yang sama dengan toilet kita. Jika masih terlalu tinggi untuk anak, bisa diberikan tangga atau kita gendong hingga anak kita bisa duduk di toilet yang sebenarnya

Lakukan toilet training terus menerus setiap hari hingga anak menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan. Hingga tidak perlu lagi kita menemani dan mengingatkan, tapi atas kesadaran sendiri.

Jika anak anda masih belum bisa berjalan atau duduk tegak, kita tetap bisa melakukan toilet training pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki bayi saat tiduran, kemudian rangsang perut dengan mengelus-elus. Otot anus agak bergerak-gerak sesuai rangsangan kita dan membiasakan bayi untuk buang air besar paling tidak 2x sehari.

Kombinasikan toilet training dengan memberikan asupan makanan yang cukup serat (sayur dan buah-buahan) setiap harinya. Biasakan anak untuk banyak mengkonsumsi air dan tetap tulus memberikan apresiasi berupa pujian atau senyuman kepada setiap hal yang benar dilakukan oleh anak.

Jika dengan toilet training masih ada kesulitan buang air besar atau konstipasi, maka segera periksakan anak ke dokter spesialis anak. Selamat mencoba semoga bermanfaat :)