Tuesday, January 26, 2010

Ketika Kamu gak bisa Mengartikan Harimu

Udah seminggu ini, nggak tau karena apa *mungkin gue tau kenapa, tapi ya..., gue ngerasa hari2 gue kayak 'sedikit hampa', kayak ada sesuatu yang kurang setiap harinya.

Semua ini berawal dari hari Selasa minggu lalu, tepatnya tanggal 19 Januari, tiba2 aja Bayu maen ke kosan gue, padahal rencananya kita mau nonton hari kamis tuh tanggal 21, tapi tiba2 dia udah dateng gitu aja.
Bayu cerita, kalo' dia takut gak bisa ketemu lagi abis ini (hei, jangan mikir aneh2 dulu, gue gak putus kok :D) soalnya dia ada praktikum full day dan tiap harinya dia harus bikin laporan minimal 25 halaman di ketik pake mesin tik, no tipe-x! greaatt!!
:(

dan akhirnya, kita gak ketemu juga ampe detik ini, bahkan lebih parahnya lagi, tiap harinya kita juga cuma smsan di jam2 makan aja. Gak ada telfon pengantar tidur lagi, gak ada ketawa2 becanda di tengah jenuhnya belajar. yaa, gue rasa ini semua yang bikin hari2 gue terasa beda sekarang.

Kadang kita mencoba untuk menyakinkan segenap pikiran dan perasaan kita, tapi tetep aja gak ada yang berubah! Terkadang kita gak menyadari betapa kuatnya kekuatan perasaan mengendalikan diri kita, bahkan rasanya seperti ketika mencoba untuk tertawa lepas tapi tiap kontraksi otot yang terjadi malah menyakiti perut dan menyesakkan dada.

Seperti tiap tetes air mata yang ingin keluar tapi tertahan didalam hati, rasa sesak yang nggak pernah bisa diungkapin, rasa ingin sendiri yang terus menyelimuti...
Nyatanya, kita nggak akan pernah sendiri, kita tau adanya teman bukan? mereka akan selalu ada, apapun kondisi dan perasaan kita saat itu.

Barusan aja,
Bayu telfon, rasanya....antara menenangkan dan menyesakkan. Rasanya nyaman mendengar suaranya, serasa beban dipundakku terangkat seketika, mendengarnya menanyakan kabar...apa yang aku lakuin, apa yang aku rasain, apa yang aku pengen lakuin....
Suaranya masih penuh semangat, bukan suara Bayu yang mau tidur, masih suara Bayu yang nyenengin, nyemangatin, seakan waktu2nya yang tersita nggak merengut kebahagiaan darinya, seakan meskipun begitu berat yang dia jalanin tiap harinya baginya bukanlah sebuah masalah, karena dia Yakin bisa Menyelesaikannya...

"Cin...aku gak janji ya..."
Sebelum sempet Bayu selesein kalimatnya, dengan ringan kukatakan bahwa semuanya baik2 aja, meskipun kita nggak bisa ketemu pun nggak masalah. Kali ini, aku harus mencoba untuk mendewasakan pikiran dan perasaanku. Kita berdua kuliah, bukan anak SMA lagi, setiap waktu yang ada sangat berarti untuk masa depan kita, masing2 atau pun bersama.
Aku harus belajar untuk mengerti, bahwa bukan kuantitas pertemuan yang menguatkan suatu hubungan, tapi kualitas yang terjalin ketika bertemu itulah yang menguatkan hubungan kita.

Mungkin beberapa bulan belakang, aku terlalu dimanjakan oleh kuantitas, dan menyepelekan kualitas karena merasa bisa bertemu kapan pun aku atau dia mau. Dan sekarang, inilah saatnya dimana aku harus begitu menghargai kualitas.
Walaupun hanya sms 2 kali sehari dan telfon 1 kali sehari, tapi ternyata semua itu sangat berkesan dan berarti, bener2 berarti.....

Ternyata aku harus bangun, bangun dari mimpi2 indah di dunia khayalanku, hidup itu keras! hidup itu penuh perjuangan dan kerja keras, gak ada segala sesuatu yang mudah diraih begitu saja..semua butuh proses, semua butuh daya dan upaya, semua butuh ketulusan, semua butuh W-A-K-T-U....

Gue gak tau,
harus mengartikan hari2 gue sebagai hari yang penuh pelajaran hidup dan kuliah, atau mengartikan hari2 gue sebagai hari yang penuh dengan perhatian sahabat2 gue...tertawa, bercanda, menghabiskan waktu bersama...atau, gue mengartikan hari2 gue sebagai seorang cewek lemah yang nggak bisa berbuat apa2 karena merasa sebagian jiwanya hilang, sebagian harinya hilang, dan malamnya tak lagi seindah biasanya...
Gue gak tau....

Apa sih yang seharusnya kita lakukan ketika diri kita sendiri tidak bisa mengerti apa yang dirasakan oleh diri kita,...
Senang...??
Sedih....??
Gembira...??
Tertawa...??
Menangis...??
Yang mana.....???

@ Rifti n Eren : thanks for the Fun day, :)

Bay,
I miss You